Sumsum Tulang Belakang (Biologi)
Sumsum tulang belakang
Oleh : Budiyanto | 4 Comments
Sumsum tulang belakang- Sumsum tulang belakang merupakan salah satu bagian dari sistem saraf pusat manusia yang menghubungkan sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat di otak.
Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls menuju otak dan
berperan dalam proses gerak refleks. Sumsum tulang belakang pada
laki-laki umumnya mempunyai panjang sekitar 45 cm, sedangkan pada wanita
adalah 43 cm. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh bagian-bagian
tulang belakang, yaitu tulang serviks, toraks, lumbar, dan sakral.
Setiap bagian tulang tersebut mempunyai dua fungsi jenis saraf dalam
tubuh yang berlainan. Selain berfungsi menghubungkan impuls ke otak,
sumsum tulang belakang berperan juga dalam mekanisme pergerakan refleks.
Ada 31 pasang saraf di tulang belakang yang tersebar mulai dari tengkorak hingga tulang ekor. Sel saraf tulang belakang terdiri atas bagian akar
ventral dan akar dorsal. Sementara itu, sel saraf lainnya di tulang
belakang hanya berfungsi sebagai sel saraf penghubung (interneuron) (Gambar 9.14).
Gambar 9.14 Susunan saraf pusat di tulang belakang.
Sistem Saraf Tepi
Berdasarkan
fungsinya, sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf
aferen (sistem saraf sensoris) dan sistem saraf eferen (sistem saraf
motoris). Sistem saraf aferen tersusun atas neuron yang membawa implus
dari reseptor menuju sistem saraf pusat. Adapun sistem saraf eferen
tersusun atas neuron yang membawa impuls dari sistem saraf pusat menuju
efektor. Sistem saraf tepi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
jalur rangsang dan tanggapan pada sistem saraf pusat. Dari diagram
sebelumnya, dapat diketahui bahwa sistem saraf tepi dibangun oleh dua
tipe sel saraf, yaitu sel saraf somatik dan sel saraf otonom.
Kedua jenis sel saraf ini, dibangun oleh sistem saraf sensorik dan
motorik sehingga menjadi perantara impuls antartubuh dengan sistem saraf
pusat. Sistem saraf somatik membawa pesan dari organ reseptor tubuh
menuju sistem saraf pusat. Sistem saraf somatik terdiri atas 12 pasang saraf kranial di otak (Tabel 9.1) dan 31 pasang saraf spinal.
Saraf kranial keluar dari otak. Umumnya saraf ini terhubung dengan
organ atau jaringan di kepala dan muka. Adapun saraf spinal keluar dari
sumsum tulang belakang.
Berbeda dengan sistem saraf somatik,
sistem saraf otonom bekerja di luar kesadaran dan memengaruhi kerja otot
organ dalam, seperti usus halus dan jantung. Sistem ini terbagi lagi
menjadi sistem saraf simpatetik dan sistem saraf parasimpatetik (Gambar 9.15). Sistem saraf otonom disusun oleh saraf sensorik dan saraf motorik.
Gambar 9.15 Pembagian kerja sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.
Sistem
saraf simpatetik dan parasimpatetik umumnya akan bekerja pada organ
target yang sama dengan sifat bertolak belakang. Sistem saraf
parasimpatetik mengatur banyak sistem kerja tubuh, seperti mengendurkan
laju detak jantung, penyempitan pupil, dan kontraksi kandung kemih.
Sementara itu, saraf simpatetik bekerja sebaliknya, seperti mempercepat
detak jantung, pelebaran pupil, dan relaksasi kandung kemih.
Gerak Refleks
Pada
saat Anda berjalan, secara tidak sengaja kaki Anda menginjak duri.
Apakah Anda perlu berpikir untuk menentukan apa yang harus Anda perbuat
pada saat duri menusuk Anda? Tentu tidak. Bagaimanakah mekanisme gerak
refleks? Secara spontan, Anda akan melompat atau menghindar dari duri
tersebut. Gerak tersebut dinamakan gerak refleks. Gerak
refleks merupakan respons sel saraf motorik, sensorik, interneuron,
efektor, dan organ-organ sensor secara cepat dalam waktu bersamaan.
Gerak refleks berada di dalam jalur saraf tepi di bawah kendali sistem
saraf somatik yang bekerja dalam kondisi tak sadar. Pada gerak refleks,
jalur penghantaran impuls dipersingkat sehingga tidak perlu ada regulasi
dari sistem saraf di otak. untuk lebih jelasnya, perhatikan berikut.
Gambar 9.16 Pada gerak refleks, jalur penghantar impuls dipersingkat sehingga tidak perlu adanya regulasi dari sistem saraf di otak.
Gerak
refleks merupakan respons neuron motoris, neuron sensoris, neuron
intermediet efektor, dan organ-organ sensoris secara bersamaan. Respons
tersebut berlangsung secara cepat. Contoh lainnya misalkan ketika lutut
kita dipukul. Ketika lutut dipukul, reseptor akan mendeteksi adanya
perubahan pada tendon. Kemudian, neuron sensoris akan meneruskan
informasi tersebut ke sistem saraf pusat (sumsum tulang belakang) dan
neuron intermediet (interneuron). Dari sumsum tulang belakang, impuls
akan diteruskan melalui neuron motoris ke efektor berupa satu sel otot
(quadriceps). Respons quadriceps akan membuat kaki terangkat. Pada saat
yang bersamaan, neuron motoris lainnya merespons impuls dari
interneuron. Akibatnya, otot paha bawah (otot fleksi) akan terhambat
sehingga relaksasi dan tidak menahan gerak dari otot paha atas
(quadriceps).
Sumber Bacaan:- Fictor F, dkk. Praktis Belajar Biologi SMA XI.: Jakarta. BSE 2009
- Rifki F, dkk. Mudah dan Aktif Belajar Biologi SMA Kelas XI: Jakarta. BSE 2009
Sumber : http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/sumsum-tulang-belakang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar